Jumat, 24 Februari 2012

‘Kota Lama’ Masih Seperti Lama

Pasca gempa 30 Septemper 2009 bangunan yang ada di Kota Padang sudah banyak di rehabilitasi dan rekontruksi. Namun, sepertinya prioritas itu baru untuk bidang pemerintahan dan pelayanan publik.
Lalu bagaimana dengan Kota Lama yang jadi asset pariwisata dan sejarah. Sepertinya masih seperti yang lama. Sebab, bangunan yang hancur akibat gempa, rata-rata belum direhabilitasi.

Ingin cerita lengkap tentang Bank Nagari dan Suryadi Asmi? >>> Baca Tabloid Media Busser terbaru terbitan 23 Februari 2011.
Pasca gempa tektonik berkekuatan 7,9 SR pada 30 September (G 30 S) 2009 lalu, belakangan ada yang berobah dari kawasan Batang Arau. Guncangan gempa yang begitu dahsyat itu, turut memporakporandakan beberapa bangunan bersejarah di seputaran kawasan ini, yaitu ; Batang Arau, Pasar Gadang, Pasar Mudik dan Kampung Cina. Padahal, selama ini Kawasan Batang Arau dan sekitarnya dikenal sebagai “museum terbuka”, yang populer denga nama “Padang Kota Lama”.
Dari catatan yang dirangkum Media Busser, kerusakan bangunan paling parah banyak terdapat di  kawasan seputar jalan Niaga-Kampung Cina. Selain mengalami kerusakan bangunan paling parah, di kawasan itu juga diduga banyak terdapat korban yang tertimbun bersama reruntuhan bangunan. Sebab, selain sebagai pusat niaga, kawasan tersebut menjadi tempat tinggal bagi etnis Tionghoa.  
Rata-rata bangunan yang mengalami rusak parah akibat gempa tektonik itu adalah bangunan yang bernilai sejarah zaman kolonial Belanda. Gedung-gedung ini merupakan kantor pemerintahan, perbankan, dan kantor dagang peninggalan VOC.
Namun, pasca gempa tektonik 7,9 SR pada 30 September 2009 lalu, hampir rata-rata gedung bersejarah ini mengalami rusak parah dan sedang. Namun, dari komitmen Pemerintah Kota Padang untuk segera melakukan rehabilitasi dan rekontruksi pasca gempa tersebut, sepertinya “Kota Lama” tak masuk dalam prioritas. (*/Rgg)

0 komentar:

Posting Komentar