Senin, 20 Februari 2012

Fly Over Kelok Sambilan, Proyek Terlama Yang Menjenuhkan


Membangun tentulah tidak semudah membalik telapak tangan, begitu digarap bisa langsung diselesaikan ! Namun, apa jadinya bila pengerjaan sebuah proyek harus memakan waktu bertahun tahun.

Selain lama, tentu sangat membosankan. Inilah yang terjadi dalam pembangunan Fly Over Kelok Sambilan. Pengerjaannya termasuk terlama dari proyek yang pernah ada di Sumbar.
Kendati pembangunan Fly Over Kelok Sembilan pengerjaannya telah dimulai 2004, namun hingga akhir tahun 2011 ini pengerjaanya tak kunjung rampung juga. Padahal, awalnya proyek ini direncanakan rampung tahun 2008.


Kendati proyek ini telah menelan biaya sekitar Rp400 miliar lebih—bahkan untuk studi kelayakannya menelan biaya Rp2,2 miliar ini—namun Jalan Layang (fly over) Kelok Sembilan belum memberi arti apa-apa bagi masyarakat maupun daerah.
Bila menarik sejarah ke masa silam, gagasan bernas ini dimulai (dimulainya pengerjaan Fly Over Kelok Sembilan), masyarakat sudah membayangkan di daerah pebukitan Provinsi Sumbar menuju Kota Pekanbaru-Provinsi Riau itu, membentang jembatan layang megah. Sementara di bawahnya akan terlihat jalan Kelok Sembilan, yang selama sering terjadi kemacetan.
Sebuah mimpi yang cedar ! karena, semua itu hanya baru sebatas angan-angan. Sebab, ruas jalan Kelok Sembilan di Kabupaten Limapuluh Kota, yang dari dulu hingga sekarang cukup ditakuti para sopir yang melewati jalur tersebut, kondisinya belum bisa terlalu dibangga-banggakan.
Melihat realita ini rombongan Komisi V DPR RI yang melakukan lawatan ke Sumbar pada bulan November 2011 lalu, terlihat sedikit prihatin. Oleh karena itu, Ketua rombongan Komisi V DPR RI-Mulyadi, berharap agar pembangunan fly over Kelok Sambilan ini harus selesai akhir tahun 2012.
Untuk penyelesaian proyek ini, kata Mulyadi, diperlukan dana tambahan Rp190 miliar lebih. “Pada tahap I, sudah dihabiskan Rp350 miliar. Dengan demikian total dana untuk proyek ini Rp540,5 miliar,” katanya.
Kata Mulyadi, keberadaan Kelok Sambilan tersebut selain jalur penting, juga menjadi ikon Sumbar. “Kita tahu Kelok Sembilan itu adalah jalur penting yang menghubungkan Sumbar dengan Riau. Keberadaannya sangat mendukung pertumbuhan ekonomi kedua daerah. Untuk itu pembangunannya harus tuntas lebih cepat,” ujar Mulyadi yang juga salah seorang Wakil Ketua Komisi V DPR RI.

MENGATASI KEMACETAN
Seperti diketahui, diawal perencanaan pembangunan Fly Over Kelok Sambilan ini, yang selalu digadang-gadangkan adalah, karena jalan terletak pada 148 km dari Padang-Provinsi Sumbar arah ke Pekanbaru-Provinsi Riau ini begitu ramai dilewati berbagai kendaraan. Setidaknya, terdapat sekitar 6.800 unit kendaraan per hari dan saat liburan 11.350 per hari yang melewatinya. Makanya, berdasarkan fakta itu, pembangunan Fly Over Kelok Sambilan mendesak untuk dilakukan.
Dengan dibangunya fly over ini, kelak diharapkan dapat mengatasi permasalahan arus lalulintas di Kelok Sambilan yang sering terjadi selama ini. Namun, hingga akhir tahun 2011 ini, harapan itu masih belum terwujudkan.
Direncanakan Flay Over Kelok Sambilan itu nantinya akan terdapat enam jembatan, dengan total panjang 963 kilometer, menghubungkan Sumbar dengan perbatasan Riau. Pengerjaan keenam jembatan ini—yang penandatangan kontraknya telah dilakukan Januari 2008—dengan dengan kontrak tahun jamaknya senilai Rp162,5, dijadwalkan selesai pada 2009. Namun, lagi-lagi ini hanya tinggal harapan.

MULTI FUNGSI
Keberadaan jalan layang ini nantinya akan dapat memperlancar arus di sekitar Kelok Sambilan itu. Jalan layang yang dibangun sepanjang 4,5 kilometer itu, bakal bisa dilewati dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Jadi, kendaraan tidak perlu lagi beringsut-ingsut di ruas jalan Kelok Sambilan yang sempit tersebut.
Flay Over Kelok Sambilan yang berfungsi sebagai faktor penentu mulusnya hubungan lalulintas darat Padang-Provinsi Sumbar dengan Pekanbaru-Provinsi Riau ini, kelak juga diharap berfungsi untuk membangun ekonomi masyarakat Sumbar dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Riau. Sebab, hampir 90 persen kebutuhan sandang pangan masyarakat Riau berasal dari Sumbar.
Selain itu, Flay Over Kelok Sambilan juga untuk mempermudah wisatawan yang singgah di Riau berkunjung ke Sumbar. Sebab, selama ini Sumbar dikenal memiliki potensi wisata yang sangat besar.
Seperti diketahui, posisi Kelok Sambilan yang berada pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, membuat udara di kawasan itu terasa sejuk. Apalagi di Sekitar Kelok Sembilan itu juga terdapat bukit-bikit yang ditumbuhi pepohonan, kian membuat kawasan ini terlihat asri. Sebegitu sejuknya hawa di sekitar Kelok Sambilan ini, pada malam hari suhu udara di kawasan itu mencapai 17 derajat selsius.
Biasanya, pada belokan paling atas, dimanfaatkan masyarakat yang melewati itu untuk melihat keindahan ’liukan-liukan’ dari Kelok Sembilan secara utuh. Belokkan paling atas ini memang bisa dimanfaatkan untuk berhenti sejenak, sebab pinggang jalan terbilang cukup luas.
Selain bisa melihat ratusan kendaraan yang sedang ’meliuk-liuk’ di Kelok Sembilan itu, dari belokkan paling atas itu juga bisa menikmati hutan perawan yang tumbuh di lereng-lereng bukit di sekitar kawasan tersebut.
Sementara, untuk menjaga kelestarian alam, Pemprov Sumbar menetapkan kebijakan; bahwasanya untuk setiap satu pohon yang ditebang untuk kepentingan proyek itu, diganti dengan penanaman satu pohon di hutan lindung yang berada di kawasan tersebut, di bawah pengawasan langsung Dinas Kehutanan Sumbar.
Yang pasti, walau di Kelok Sembilan telah dibangun jalan layang, bukan berarti fungsi Kelok Sembilan akan hilang begitu saja. Ruas jalan itu akan tetap dihidupkan, terutama bagi para wisatawan. Artinya, bagaimanapun historis dan pesona yang dimiliki Kelok Sembilan tidak bisa diabaikan begitu saja. (Hsn)

0 komentar:

Posting Komentar