Senin, 20 Februari 2012

Coffee Shop Bakal Terwujud Di Jembatan Purus

Kualitas diri yang baik yang sudah melekat pada diri Ir Suprapto Msi, mengantarkannya untuk menduduki jabatan Kadis Prasjaltarkim Sumbar. Kesuksesan yang diraih Surapto, adalah akumulasi dari kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukannya secara berulang-ulang.
Pasca menduduki jabatannya, Suprapto kembali menunjukkan kualitas dirinya, dengan menampung ide Kasriel untuk membangun Coffee Shop di Jembatan Purus, sebagai tempat wisata baru.
Orang-orang yang produktif dan memberikan keuntungan bagi instansi atau organisasi tempat mereka mengabdi atau bekerja, tentulah selalu akan jadi perhatian dari atasannya. Namun, untuk menjadi manusia produktif tentunya melalui suatu proses. Sebab, hal itu tak bisa datang secara instan.
Bukti dari orang produktif yang mendapat perhatian dari atasannya itu, telah dirasakan betul oleh Kepala Bidang Peralatan dan Pengujian Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV Jakarta, Ditjen Bina Marga Kementrian PU, Ir Suprapto Msi.
Nilai diri dan kualitas pengabdian yang telah ditanamnya selama ini, telah membuat Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mempercayai Surapto untuk mengemban amanah sebagai Kepala Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman (Prasjaltarkim) Sumbar.
Pada Kamis sore (17/02), Gubernur Sumbar Irwan Prayitno melantik Ir. Suprapto MSi, sebagai Kepala Dinas Prasjal dan Tarkim Sumbar yang baru, di Aula Kantor Gubernur Sumbar.
Dengan demikian, terjawab sudah siapa yang layak menggantikan posisi H. Dodi Ruswandi sebagai Kepala Dinas Prasjaltarkim Sumbar.
Seperti diketahui, banyak yang memprediksi akan sulit mencari sosok pengganti Dody Ruswandi. Sebab, kiprah Dodi dalam bidang ke-PU-an di Sumbar selama ini cukup dirasakan. Ternyata, pilihan itu jatuh pada Ketua Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI) Sumbar ini.
Pasca meninggalkan posisi sebagai Kepala Dinas Prasjal dan Tarkim Sumbar, Dodi Ruswandi sendiri telah menempati posnya yang baru sebagai Direktur Logistik BNPB di Jakarta.
Pasca serahterima jabatan itu, Suprapto sendiri bertekad akan melanjutkan program pendahulunya. Ada banyak proyek dan program jangka panjang fenomenal yang belum terselesaikan oleh pendahulunya. Termasuk proyek pembangunan fly over Kelok Sambilan, yang merupakan jalan penghubung antara provinsi Sumatra Barat dan Provinsi Riau.

SELALU MENGHARGAI
IDE ORANG
Saat Kadis Prasjaltarkim Sumbar- Suprapto, meninjau proyek Jembatan Purus yang dikerjakan PT. Cahaya Tunggal Abadi (PT.CTA) terlontar ide cemerlang, setelah pekerjaan selesai, akan dibangun Coffee shop di jembatan tersebut.
Ide cemerlang tersebut, terlontar dalam ucapan sederhana yang diungkapkan Kasriel, Direktur Utama PT. CTA.  Saat itu, Kasriel menyampaikan ide kepada Suprapto yang sama-sama kuliah di ITB, akan membangun Coffe Shop sebagai tempat wisata baru di jembatan tersebut.
Bak kata bersambut, gayung berjawab, ide itu ditanggapi oleh Suprapto. Tak ingin berlama-lama mewujudkannya, Surapto langsung menelepon Walikota Padang Fauzi Bahar, untuk menyampaikan ide tersebut. Tanggapan positif pun datang dari Walikota Padang. Bahkan, Walikota meminta agar ide cemerlang tersebut, segera diwujudkan.
Pengalaman semasa kuliah Kasriel dan Suprapto, juga menjadi inspirasi pembangunan Coffee Shop itu. Soalnya, Kampus ITB yang berdiri megah dan banyak menggunakan material kayu keruing. Dan, ini  juga bakal dipraktekkan untuk membuat tanggul Coffee Shop di Jembatan Purus.
Bahkan, Kasriel akan membawa langsung material kayu dari Sulawesi untuk membuat tanggul Coffee Shop itu. Apalagi, kayu Keruing asal Sulawesi tersebut, semakin kuat apabila berada dalam air.” Kita akan bangun Coffee Shop tanggulnya menggunakan kayu Keruing asal Sulawesi. Ya, seperti kampus kita dahulu,” kata Kasril kepada Suprapto seraya bernostalgia.
Seraya mengangguk, Suprapto pun menyetujui. Namun, Suprapto tak berharap sampai di situ saja, ia juga akan memperindah jembatan tersebut dengan membangun taman. Dan, Suprapto yakin, ini akan menambah pesona wisata di Kota Padang.
“Jika ini terjadi, akan bertambah pesona wisata Kota Padang, apalagi jembatan ini difasilitasi Coffee Shop dan taman-taman tempat rekreasi keluarga,” katanya.
Tak terbantahkan, saat memimpin Dinas Prasjal dan Tarkim Sumbar, Suprapto, lebih banyak menyerap gaya kepemimpinan Sabri Zakaria, saat memimpin Dinas PU Sumbar. Buktinya, Suprapto tak hanya menerima laporan di belakang meja, namun ia langsung ke lapangan meninjau setiap pekerjaan proyek di dinas yang dipimpinnya.
Inipun dirasakan Kasriel. Makanya, ia tak begitu terkejut saat Suprapto meninjau  proyek Jembatan Purus yang sedang dikerjakannya. Bahkan, tinjauan ke lapangan, tidak dilakukan saat jam kerja, tapi sore hari menjelang magrib.
Buktinya, saat meninjau ke lokasi pekerjaan jembatan Purus, Suprapto datang jam 18.00 wib dan selesai setelah azan magrib bergema.
“Cara Suprapto meninjau lokasi proyek, sama dengan Sabri Zakaria. Ia datang tak mengenal waktu, bahkan di luar jam kerja,” kata Kasril.

DIRANCANG TAHAN
GEMPA 9 SR
Desain jembatan yang semula dirancang untuk tahan gempa 4 Skala Richter (SR) itu, ditingkatkan dengan ketahanan terhadap gempa 9 SR. Perubahan desain ini juga menambah anggaran pengerjaannya. Tahun 2011, telah dianggarkan Rp4,9 miliar. Sementara untuk penyelesaiannya, masih dibutuhkan Rp8,5 miliar lagi.
Perubahan desain tersebut dilakukan tahun ini, dengan melakukan perkuatan pada bagian atasnya, sehingga bisa tahan terhadap guncangan gempa. Alhasil, pekerjaan jembatan Purus ini tidak seperti jembatan biasa nantinya.
Sementara  dana APBD 2011 sebesar Rp4,9 miliar, digunakan untuk pemasangan dan penyambungan balok span 22 serta continous span sepanjang 81,3 meter. Selain itu, pengerjaan lantai jembatan A (span 22) dan lantai jembatan B (span 29,5, span 22, span 29,5), pembangunan trotoar dan railing jembatan, serta pembangunan sebagian oprit tanda dinding pembatas.
Hanya saja, pengerjaan jembatan yang dilakukan sejak 2008 itu sedikit terkendala karena harus menunggu perubahan rencana kelola lingkungan (RKL) dan rencana penataan lokasi (RPL) Amdal. 
Namun,  jembatan Purus ini tidak mengganggu lingkungan. Sebab dari awal direncanakan untuk mendorong sedimen ke pantai, sehingga tidak terjadi pendangkalan sungai. Sedangkan untuk dampak banjir, tidak akan sampai ke lantai jembatan.
Diakui, sedimen bukan dampak penting atau modus utama dalam penelitian Amdal. Meskipun ada kenaikan elevasi sungai, tapi tidak seberapa dan tidak berpengaruh terhadap yang lain.
Namun, agar pekerjaan ini sesuai aturan, akan dilakukan perubahan RPL dan RKL Amdal nantinya. Jika itu sudah dilakukan, maka persoalannya selesai dan jembatan ini bisa dimanfaatkan, termasuk akan dijadikan sarana wisata baru dan lokasi Coffee Shop.  (Os)

0 komentar:

Posting Komentar