Senin, 20 Februari 2012

Desri Ayunda SE MBA, Tokoh Yang “Takah’ Memimpin Kota Padang

Mendengar nama Desri Ayunda SE MBA, sudah tak asing lagi bagi masyarakat Sumatera Barat. Ia termasuk sosok pribadi yang mandiri, berdedikasi serta punya visi dan misi yang terukur. Kini sosoknya tengah dilirik untuk penganti walikota Padang Fauzi, pada periode 2013 – 2018.

Di PT Semen Padang (PT SP), Desri Ayunda termasuk sosok pekerja keras. Karirnya dimulai dari pegawai biasa, Kepala Biro Humas, Sekretaris Perusahaan, Kepala Perwakilan, hinga menjadi Dirut PT Igasar.
Pria yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (IKA FE-UA) periode 2009 – 2012 ini, juga dikenal sebagai pemimpin yang ‘bertangan dingin’. Itu telah dibuktikannya ketika menjadi Kepala Biro Humas sekitar tahun 1999 hingga tahun 2002.


Di bawah kepemimpinan Desri Ayunda sebagai Kepala Biro Humas, ia bisa menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak, terutama media massa.
Sebagai bukti ia mampu membina hubungan dengan berbagai pihak itu, terbukti dengan terpilihnya Desri Ayunda terpilih sebagai Ketua Umum Forum Komunikasi Karyawan Semen Padang Group (FKKSP Group), pada kongres yang berlangsung selama dua hari 20 dan 21 Juli 2011, di sebuah hotel di kota Padang.
Sidang paripurna ke-5 pada kongres hari kedua yang dipimpin Syakroni (Ketua), Abdul Arif (Anggota) dan Kiki Warlansyah (Sekretaris), telah menetapkan dua pasang balon Ketua Umum dan Sekretaris Umum, yaitu Desri Ayunda dengan Novril dan Oktoweri dengan Asdian.
Dari hasil pemilihan peserta kongres yang total hak suaranya 53, pasangan Desri Ayunda-Novril memperoleh 42 suara dan pasangan Oktoweri-Asdian 11 suara.  Perolehan ini sekaligus menetapkan Desri Ayunda dan Novril sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum FKKSP Group masa jabatan 2011-2014.
Kecampinan Desri Ayunda dalam mengemban amanah, juga telah dibuktikannya. Hal itu dibuktikannya saat megemban amanah untuk beberapa jabatan berikutnya, Sekretaris Perusahaan, Kepala Perwakilan dan lainnya. Boleh dibilang, Desri Ayunda tercatat cukup sukses mengemban amanah yang diserahkan padanya.
Desri Ayunda juga menjadi bahan perbincangan ketika ia sukses memimpin PT Bima Sepaja Abadi. Seperti diketahui, pada awalnya PT Bima Sepaja Abadi didirikan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengantongan semen. Bertujuan untuk memperlancar distribusi semen merek Semen Padang di Pulau Jawa. Namun dalam perkembangannya di awal tahun 1996, perusahaan mulai beroperasi secara komersial
Di tahun 1997, krisis ekonomi dan keuangan melanda perekonomian nasional. Krisis ini berimplikasi kepada kedudukan PT Bima Siti Wisesa sebagai salah satu anak perusahaan PT Bimantara Citra sebuah perusahan nasional yang berpengalaman di tingkat regional dan internasional, bertindak mengalihkan/menghibahkan sahamnya kepada PT Bima Intankencana yang juga anak perusahaan PT Bimantara Citra. Tujuan pengalihan saham, adalah untuk memperkokoh eksistensi PT Bima Sepaja Abadi. 
Menjelang usia ke 13 tahun, pada tanggal 7 Agustus 2006 dilakukan akuisisi/pengambilalihan sebagian saham PT Bima Sepaja Abadi yang dimiliki PT Intankencana oleh PT Semen Padang sebagai induk perusahaan PT Bima Sepaja Abadi melalui Akta Notaris Varinia SH No. 3 Tanggal 7 Agustus 2006. Maka komposisi kepemilikan saham PT Bima Sepaja Abadi, didominasi oleh PT Semen Padang dengan komposisi kepemilikan sebagai berikut : PT Semen Padang menguasai 80 % saham atau 1600 lembar saham dan PT Bima Intankencana 20 % saham atau 400 lembar saham
PT Bima Sepaja Abadi (PT BSA) dibawah kepemimpinan Direktur Utama Desri Ayunda itu, ternyata pada pada tahun 2006 berhasil membukukan laba usaha yang naik sebesar 73,84 % dari laba tahun 2005. Peningkatan laba usaha yang cukup signifikan itu diperoleh dari hasil usaha pengantongan dan distributor Semen Padang untuk daerah DKI, Banten dan Jabar.
Volume pengantongan pada tahun 2005 sebesar 459.691 ton pada tahun 2006 naik menjadi 590.355 ton. Begitu juga penjualan semen dari 173.146 ton pada tahun 2005 naik menjadi 205.560 ton pada tahun 2006.  Sehingga total pendapatan tahun 2005, Rp99,46 milyar juga naik  signifikan menjadi Rp139,2 Milyar pada tahun 2006.
Malah pada tahun berikutnya (2007) Desri Ayunda, memasang target produksi pengantongan lebih tinggi lagi, yakni 650.000 ton dan penjualan semen adalah 250.000 ton. Kepiawan Desri Ayunda dalam memimpin perusahaan itu pulalah yang membuat ia yakin target itu bisa dicapai, karena didasari dari pertumbuhan pasar dan image masyarakat terhadap Semen Padang semakin baik.

LAYAK JADI WAKO

    Kendati pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) Kota Padang masih sekitar dua tahun lagi (2013), namun beberapa tokoh yang yang dianggap “takah” untuk memimpin kota Padang ke depan, telah mulai bermunculan.
Dai pantauan Media Busser, nama-nama yang sering terngiang ke telinga masyarakat yang layak untuk mengantikan Fauzi Bahar, cukup banyak. Latar belakangnya pun beragam, mulai pengusaha, tokoh politik, birokrat hingga ulama. Diantara nama yang disebut itu, salah satunya adalah Desri Ayunda SE MBA.
Bila melihat kiprah Desri Ayunda yang telah menunjukan eksistensinya sebagai sosok pemimpin perusahaan yang handal dan professional, beberapa kalangan meyakini Desri Ayunda mampu memimpin Kota Padang periode 2013 – 2018. (Os/Hs)

0 komentar:

Posting Komentar