Film Cinta Tapi Beda disutradarai oleh Hanung Bramantyo, yang diputar di gedung-gedung bioskop beberapa waktu lalu, terkesan ada indikasi pemutarbalikan fakta masyarakat Minangkabau. Dikisahkan, seorang wanita Miangkabau penganut Katoloik yang taat, menjalin cinta dengan seorang pria suku Jawa, seorang muslim yang taat. Padahal, suku Minang tak satupun beragama lain, selain Islam.
Sutradara kesohor Hanung Bramantyo dan Raam Punjabi selaku Produser, agaknya benar-benar keterlaluan. Sebab, dalam film terbaru mereka yang berjudul Film Cinta Tapi Beda (CTB), ada kesan pemutarbalikkan fakta adat yang berlaku di Miangkabau.
Dalam film itu Hanung Bramantyo dan Raam Punjabi menggandeng sejumlah aktor dan aktris terkenal Indonesia, seperti Agni Pratistha, Reza Nangin, Choky Sitohang, Ratu Felisha, Agus Kuncoro, Jajang C. Noer, Hudson Prananjaya dan lainnya.
Rabu, 16 Januari 2013
Orang Minang Jangan Cepat Meradang
Oleh : Osman
Yang pasti bombasti pemberitaan yang ‘menerjang sutradara pluralis Hanung Bramantyo dan Raam Punjabi selaku Produser yang mengarap film ‘Cinta Tapi Beda’, telah menjadi sarana ‘promosi gratis’ bagi film terbaru dua pentolan perfilm Indonesia ini. Sebab, dimana-mana—saat ini—orang tengah disibukkan membicarakan bahwa film ini telah menyinggung ‘puncak kada’ suku Minang.
Entah dari mana asal muasal kabar yang menyebutkan bahwa film ‘Cinta Tapi Beda’ ini telah menyinggung suku Minang, tiba-tiba suku Minang yang ada di seluruh pelosok negeri menjadi ‘taburangsang’, meradang—meski tak sampai berbuat anarkis.
Konon (demikian isu yang berkembang) film ini mengangkat kisah cinta dilatarbelakangi perbedaan agama sorang wanita Minang yang dikisahkan sebagai penganut Katolik yang taat, dengan cowok ganteng asal Jogja dari keluarga muslim yang taat beribadah.
Yang pasti bombasti pemberitaan yang ‘menerjang sutradara pluralis Hanung Bramantyo dan Raam Punjabi selaku Produser yang mengarap film ‘Cinta Tapi Beda’, telah menjadi sarana ‘promosi gratis’ bagi film terbaru dua pentolan perfilm Indonesia ini. Sebab, dimana-mana—saat ini—orang tengah disibukkan membicarakan bahwa film ini telah menyinggung ‘puncak kada’ suku Minang.
Entah dari mana asal muasal kabar yang menyebutkan bahwa film ‘Cinta Tapi Beda’ ini telah menyinggung suku Minang, tiba-tiba suku Minang yang ada di seluruh pelosok negeri menjadi ‘taburangsang’, meradang—meski tak sampai berbuat anarkis.
Konon (demikian isu yang berkembang) film ini mengangkat kisah cinta dilatarbelakangi perbedaan agama sorang wanita Minang yang dikisahkan sebagai penganut Katolik yang taat, dengan cowok ganteng asal Jogja dari keluarga muslim yang taat beribadah.
Label:
osman
Untuk Infrastruktur, Sumbar Butuh Puluhan Milyar
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membutuhkan anggaran mencapai Rp84,2 miliar untuk memacu peningkatan pertumbuhan pembangunan infrastuktur Padang sebagai kota metropolitan selama pelaksanaan 2011-2015.
"Dalam kegiatan memacu peningkatan pertumbuhan pembangunan infrastruktur Padang sebagai Kota Metropolitan ditargetkan meningkat lima persen setiap tahunnya dalam periode 2011-2015," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, beberapa waktu lalu
Irwan Prayitno merinci, untuk memacu pertumbuhan pembangunan infrastruktur Padang kota metropolitan itu Pemprov membutuhan dana sebesar Rp13,79 miliar pada 2011 dan Rp15,17 miliar di 2012. Kemudian kata Irwan Prayitno lagi, pada 2013 dibutuhkan tambahan anggaran Rp16,68 miliar, 2014 naik lagi dengan kebutuhan Rp18,35 miliar, sedangkan diakhir periode atau 2015 kebutuhan dana meningkat lagi menjadi Rp20,19 miliar.
"Dalam kegiatan memacu peningkatan pertumbuhan pembangunan infrastruktur Padang sebagai Kota Metropolitan ditargetkan meningkat lima persen setiap tahunnya dalam periode 2011-2015," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, beberapa waktu lalu
Irwan Prayitno merinci, untuk memacu pertumbuhan pembangunan infrastruktur Padang kota metropolitan itu Pemprov membutuhan dana sebesar Rp13,79 miliar pada 2011 dan Rp15,17 miliar di 2012. Kemudian kata Irwan Prayitno lagi, pada 2013 dibutuhkan tambahan anggaran Rp16,68 miliar, 2014 naik lagi dengan kebutuhan Rp18,35 miliar, sedangkan diakhir periode atau 2015 kebutuhan dana meningkat lagi menjadi Rp20,19 miliar.
Langganan:
Postingan (Atom)