Senin, 19 Maret 2012

Ada Noda di Pariwisata Sumbar

Sebuah iven olahraga balap sepeda berpadukan konsep pariwisata, yang bernama TdS, telah beberapa kali digelar di Sumbar. Setting open ceremony yang bertajuk “The Soul of Minangkabau” itu pun telah digelar secara besar-besaran. Namun, di balik itu semua, terbetik kabar tak sedap dalam penyelenggaraannya, diduga sarat kecurangan.

Sebenarnya, keindahan alam Sumatera Barat mampu untuk menentramkan jiwa-jiwa bebas tertawan oleh dilema masa lalu dan kekinian. Keelokkan alam yang dimiliki Sumbar ini, bukanlah keindahan tipu daya imajinasi belaka, dan bukan pula potret rekaan teknologi. Namun, keindahan alam itu merupakan anugerah Tuhan, yang mampu membangkitkan gairah jiwa-jiwa tidur dan menyalakan kalbu yang mati.


Namun siapa pernah menyangka, di balik keelokkan alam yang dimiliki sumbar itu, disinyalir bersemayam “keburukan’ dan “tipu daya” dalam pengelolaannya. Sebut saja dalam penyelengaraan ajang balap sepeda tingkat internasional berpadukan konsep pariwisata, Tour de Singkarak (TdS) tahun 2011. Kuat dugaan ada yang “tak beres” dalam penyelengaraan iven yang sudah ketiga kalinya digelar di Sumbar tersebut.

Dari data yang dihimpun Media Busser, terjadi perbedaan realisasi biaya penyelenggaraan TdS 2011 antara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dengan Bendahara Pengeluaran, sebesar Rp1.331.391.900.
Menurut catatan, dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kebudayaan dan dan Pariwisata Provinsi Sumbar, konon disediakan dana anggaran untuk penyelenggaraan TdS 2011 ini sebesar Rp2 miliar, namun kabarnya terealisasi hanya sekitar Rp1.757.264.000.

Kabarnya, setelah dilakukan penelitian terhadap realisasi pengeluaran TdS 2011 pada Zul Adra selaku Bendahara Pengeluaran, Uang Muka Kerja (UMK) yang telah diberikan pada PPTK sebesar Rp816.432.100, yang telah dipertanggungjawabkan adalah sebesar Rp425.872.100. Sementara sisanya sebesar Rp390.560.000 masih belum dipertanggungjawabkan. (Os/Cia)

0 komentar:

Posting Komentar